Asumsi Programatik Pendidikan beserta Unsur-Unsur Pendidikan.



MAKALAH
ASUMSI POGRAMATIK PENDIDIKAN


Oleh :
Kelompok II
Luh Widnyani                                     (1713011010)
Ni Wayan Gita Widya Rahayu           (1713011044)



UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2018



KATA PENGANTAR


Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Asumsi Programatik Pendidikan" tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Wawasan Kependidikan. Selain itu, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai pembelajaran dalam pendidikan yang akan digunakan sebagai bekal kami di masa depan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada  Bapak Wisna Ariawan dan Ibu Ratih Ayu Apsari selaku dosen pengempu mata kuliah Wawasan Kependidikan yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat untuk kami dan untuk pembaca.
                                                                                                                                                           
                                                                                      Singaraja, 20 Februari 2018




Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................     2
DAFTAR ISI ............................................................................................................      3
BAB I   PENDAHULUAN .......................................................................................     4
              1.1  Latar Belakang .....................................................................................     4
              1.2  Rumusan Masalah .................................................................................     4
              1.3  Tujuan .................................................................................................      4
BAB 2   PEMBAHASAN ........................................................................................     5
              2.1 Pengertian Asumsi Pendidikan................................................................     5
              2.2 Pengertian Pendidikan............................................................................     5
              2.3 Unsur-Unsur Pendidikan.........................................................................    5
BAB 3   PENUTUP...................................................................................................  12
              3.1  Kesimpulan ...........................................................................................  12
              3.2  Saran ....................................................................................................  12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................  13





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pendidikan adalah bagian dari kehidupan manusia, pendidikan yang berkualitas akan membawa perubahan yang besar dalam pola hidup manusia. Proses pendidikan dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari peran pendidik dan peserta didik itu sendiri.
Orang yang disebut pendidik adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serat mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. Oleh karena itu, sebagai seorang pendidik yang profesional harus memiliki suatu program dalam menjalankan tugasnya, agar terciptanya hasil belajar yang baik. Dalam suatu program pendidikan, tidak lepas dari sistem pendidikan yang mengandung unsur-unsur pendidikan.
Profesionalisme pendidik merupakan satu bagian yang  menunjukan berkualitasnya suatu pendidikan. Oleh karena itu, berbagai upaya peningkatan standar mutu pendidikan sudah menjadi prioritas utama yaitu dengan meningkatkan kualitas unsur-unsur pendidikan dalam proses pembelajaran.
Maka dari itu makalah ini kami susun dengan tujuan untuk mengingatkan kembali akan pentingnya pendidikan bagi peserta didik, selain itu mengingatkan bagaimana unsur-unsur pendidikan sangatlah penting bagi peserta didik, konsep-konsep dasar yang melandasinya, dan mengerti bahwa wujud pendidikan sebagi sistem dalam pengembangan peserta didik.
1.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan  rumusan permasalahan yang akan dibahas  pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1        Apa pengertian asumsi programatik pendidikan?
1.2.2        Apa pengertian pendidikan?
1.2.3        Apa saja unsur-unsur dari pendidikan?
1.3  Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah untuk :
1.3.1        Mengetahui pengertian dari asumsi programatik pendidikan
1.3.2        Mengetahui pengertian dari pendidikan
1.3.3        Mengetahui dan memahami setiap unsur-unsur pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asumsi Programatik Pendidikan
Asumsi programatik pendidikan merupakan asumsi-asumsi yang dijadikan pedoman dalam mengembangkan program pendidikan sebagai guru. Strategisnya peranan guru dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan dapat dipahami dari hakikat guru yang selama ini dijadikan sebagai asumsi programatik pendidikan guru. Asumsi-asumsi tersebut adalah bahwa guru merupakan agen pembaharuan, berperan sebagai fasilitator yang memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi subyek didik untuk belajar, bertanggung jawab atas terciptanya hasil belajar subyek didik, dituntut menjadi contoh subyek didik, bertanggung jawab secara profesional meningkatkan kemampuannya dan menjunjung tinggi kode etik profesionalnya.

2.2 Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah suatu metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara dan pembuatan mendidik. Demikian pada hakikatnya pendidikan merupakan upaya memanusiakan manusia, dan membudayakan manusia, sehingga mampu mencipta, berkarya, berbudi baik bagi diri dan kehidupan disekitarnya.

2.3 Unsur- Unsur Pendidikan
Dalam setiap proses pendidikan, tidak mungkin berjalan begitu saja tanpa ada unsur-unsur yang mendukung di dalamnya. Unsur-unsur pendidikan merupakan semua unsur yang harus ada di dalam proses pendidikan, yang kesemuanya merupakan kesatuan integral yang saling mengisi. Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan terarah sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan, perlu kita ketahui apa saja yang termasuk unsur-unsur pendidikan. Adapun unsur-unsur pendidikan yaitu sebagai berikut :
a.     Tujuan Pendidikan
Dalam sistem pendidikan nasional, tujuan utama pendidikan adalah membentuk manusia Indonesia yang bisa mandiri dalam kehidupan pribadinya, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta kehidupan yang beragama. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. 
 Setiap kegiatan apa pun bentuk dan jenisnya selalu dihadapkan pada tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, tujuan pendidikan merupakan factor yang sangat penting dalam setiap kegiatan kependidikan.
Dengan demikian menurut Kohnstamm tujuan pendidikan ialah manusia dewasa yang telah memiliki pengetahuan yang akan menjadi sumber tingkah laku perbuatannya yang bernilai kesusialaan dan yang akan dipertanggung jawabkan sendiri. Sedangkan menurut Langeveld tujuan pendidikan dibedakan menjadi enam tujuan pendidikan, yaitu :
1)    Tujuan umum
Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai di akhir proses pendidikan, yaitu tercapainya kedewasaan jasmani dan rohani anak didik. Maksud kedewasaan jasmani adalah jika pertumbuhan jasmani sudah mencapai batas pertumbuhan maksimal, maka pertumbuhan jasmani tidak akan berlangsung lagi. Kedewasaan rohani adalah peserta didik sudah mampu menolong dirinya sendiri, mampu berdiri sendiri, dan mampu bertanggung jawab atas semua perbuatannya.
2)    Tujuan khusus
Tujuan khusus adalah tujuan tertentu yang hendak dicapai berdasar usia, jenis kelamin, sifat, bakat, intelegasi, lingkungan sosial budaya, tahap-tahap perkembangan, tuntutan syarat pekerjaan dan sebagainya.
3)    Tujuan tidak lengkap
Tujuan tidak lengkap adalah tujuan yang menyangkut sebagian aspek manusia, misalnya tujuan khusus pembentukan kecerdasan saja, tanpa memperhatikan yang lainnya.Jadi tujuan tidak lengkap ini bagian dari tujuan umum yang melengkapi perkembangan seluruh aspek kepribadian.
4)    Tujuan sementara
Proses untuk mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai secara seka. Ligus, karenanya perlu ditempuh setinggi demi setingkat.Tingkatan demi tingkatan diupayakan untuk mencapai untuk mencapai tujuan akhir itulah yang dimaksud tujuan sementara contohnya anak menyelesaikan pendidikan dijenjang pendidikan dasar merupakan tujuan sementara untuk selanjutnya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sperti sekolah menengah dan perguruan tinggi
5)    Tujuan intermedier
Tujuan intermedier adalah tujuan perantara bagi tujuan lainnya yang pokok. Misalnya, anak dibiaskan untuk menyapu halaman, maksudmya agar ia kelak mempunyai rasa tangguang jawab.
6)    Tujuan incidental
Tujuan incidental adalah tujuan yang dicapai pada saat-saat tertentu yang sifatnya seketika dan spontan.Misalnya, orangtua menegur anaknya agar berbicara sopan.
b.    Peserta Didik.
Peserta didik adalah anggota masyarakat laki-laki dan perempuan yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Dasar hakiki diperlukannya pendidikan bagi peserta didik adalah karena manusia adalah makhluk susila yang dapat dibina dan diarahkan untuk mencapai derajat kesusilaan. Peserta didik menurut sifatnya dapat dididik, karena mereka mempunyai bakat dan diposisi-posisi yang memungkinkan untuk diberi pendidikann, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.    Tubuh anak sebagai peserta didik selalu berkembang, sehingga semakin lama semakin dapat menjadi alat untuk menyatakan kepribadiannya.
2.    Anak dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya. Keadaan ini menyebakan dia terikat kepada pertolongan orang dewasa yang bertanggung jawab.
3.    Anak membutuhkan pertolongan, perlindungan, serta pendidikan.
4.    Anak mempunyai daya eksplorasi. Anak mempunyai kekuatan untuk menemukan hal-hal yang baru didalam lingkungannya dan menuntut kepada pendidik untuk diberi kesempatan.
Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan dan masyarakat.
c.     Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Secara umum tugas pendidik adalah mendidik. Disamping itu pendidik juga bertugas sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik dapat teraktualisasi secara baik dan dinamis. Yang dimaksud pendidik adalah tenaga professional yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur dan sebutan lainnya sesuai dengan kekhususannya serta secara langsung berpartisipasi dalam suatu kegiatan pembelajaran pada satuan pendidikan.
Sedangkan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, penembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Orang yang berkualifikasi di dalam tenaga kependidikan adalah kepala sekolah, wakil-wakil/kepala urusan, staf tata usaha serta staf-staf yang lain.
d.    Isi Pendidikan
1.      Materi dan Metode Pendidikan
Metode pendidikan adalah cara untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan dengan jalan yang sudah ditentukan, dalam metode pendidikan dapat diartikan sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai kurikulum yang ditentukan. Macam-macam metode pendidikan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu metode dari sisi internal materi dan metode dari sisi eksternal materi, yaitu :
a)      Metode Internal Materi
Disini yang dimaksud adalah cara penyampaian bahan materi pelajaran yang efektif agar cepat dipahami oleh peserta didik. Jadi titik tekan metode ini adalah pemahaman materi pendidikan yang meliputi teks ataupun non-teks. Di antara metode-metode tersebut adalah :
1)        Metode Induktif
Metode ini bertujuan untuk membimbing peserta didik untuk mengetahui fakta-fakta dan hukum-hukum umum melalui jalan pengambilan kesimpulan atau induksi. Dalam melaksanakan metode ini pendidik hendaknya memulai dari bagian-bagian yang kecil untuk sampai pada undang-undang umum, pendidik memberi contoh detail yang kecil, kemudian mencoba memandingkan dan menentukan sifat-sifat kesamaan untuk mengambil kesimpulan dan membuat dasar umum yang berlaku terhadap bagian-bagian dan contoh-contoh yang sudah diberikan maupun yang belum diberikan.
2)        Metode Deduktif
Metode ini merupakan kebalikan dari metode induktif, dimana perpindahan menurut metode ini dari yang umum kepada yang khusus, jadi metode ini sangat cocok bila digunakan pada pengajaran sains, dan pelajaran yang mengandung perinsip-perinsip, hukum-hukum, dan fakta-fakta umum yang dibawahnya mengandung masalah-masalah cabang.
3)        Metode Dialog (Diskusi)
Metode ini biasanya dikemas dalam tanya jawab, hal ini dimaksudkan agar peserta didik dapat memahami materi secara lebih mendalam.
b)        Metode Eksternal Materi
1)        Metode Teladan
Keteladanan merupakan bahan utama dalam pendidikan, karena mendidik bukan sebatas penyampaian materi saja, melainkan membangun karakter dalam setiap jiwa peserta didik, oleh karena itu pendidik mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap peserta didik mengenai tingkah laku dan perbuatannya yang dapat dibuat contoh dan di ikutinya.
2)        Metode Cerita
Metode cerita atau kisah dianggap efektif dan mempunyai daya tarik yang kuat sesuai dengan sifat alamiah manusia yang menyenangi cerita.
Disamping macam-macam metode diatas, metode pendidikan juga dapat digolongkan menjadi 2 macam dilihat dari sudut pandang kewajiban dan kegunaannya bagi pendidik, yaitu:
1)      Metode umum
Metode ini mencakup latihan dan meniru, yaitu, melatih anak didik menguasai tujuan tertentu dengan disertai peniruan. Dalam metode ini pendidik sudah menguasi materi yang akan disampaikan pada peserta didik dan sudah dipraktekkan sendiri. Metode ini digunakan dalam pendidikan di keluarga, lingkungan tetangga, dan juga disekolah dalam rangka pembentukan kebiasaan, pola tingkah laku, keterampilan, sikap, dan keyakinan.
2)      Metode yang secara khusus
Pendidik harus mempunyai kematangan dalam metode-metode seperti ceramah, diskusi, bermain peran dan sebagainya.
2.      Alat pendidikan.
Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan yang tertentu. Alat pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Selain dari pada itu alat pendidikan juga bisa diartikan segala perlengkapan yang dipakai dalam usaha pendidikan. Dalam praktek pendidikan, istilah alat pendidikan sering diindentikkan dengan media pendidikan, walaupun sebenarnya pengertian alat lebih luas dari pada media. Namun yang dimaksud disini adalah alat pendidikan bukan media pendidikan. Alat pendidikan adalah langkah-langkah yang diambil demi kelancaran proses pelaksanaan pendidikan . Jadi, alat pendidikan itu berupa usaha dan perbuatan yang secara konkrit dan tegas dilaksanakan, guna menjaga agar proses pendidikan bisa berjalan dengan lancar dan berhasil.
Adapun pembagian alat pendidikan menurut Suwarno ada beberapa katagori, yaitu sebagai berikut :
a)      Alat pendidikan positif dan negative
Alat pendidikan positif yang dimaksudkan sebagai alat yang ditunjukkan agar anak mengerjakan sesuatu yang baik, misalnya, pujian agar anak mengulang pekerjaan yang menurut ukuran adalah baik. Alat pendidikan negative dimaksudkan agar anak tidak mengerjakan sesuatu yang buruk, misalnya larangan atau hukuman agar anak tidak mengulangi perbuatan yang menurut aukuran norma adalah buruk.
b)      Alat pendidikan preventif dan korektif
Alat pendidikan preventif merupakan alat untuk mencegah anak mengerjakan sesuatu yang tidak baik, misalnya, peringatan atau larangan. Alat pendidikan korektif adalah alat untuk memperbaiki kesalahan atau kekeliruan yang telah dilakukan peserta didik, misalnya, hukman.
c)      Alat pendidikan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
Alat pendidikan yang menyenangkan merupakan alat yang digunakan agar peerta didik menjadi senang. Misalnya, dengan hadiah atau ganjaran. Alat pendidikan yang tidak menyenangkan dimaksudkan sebagai alat yang dapat membuat peserta didik menjadi tidak senang dan tidak nyaman melakukan sesuatu karena aktivitasnya tidak produktif. Dalam proses pendidikan, contoh alat pendididkan tidak menyenangkan adalah hukuman dan celaan.
e.    Lingkungan Pendidikan
     Lingkungan pendidikan merupakan tempat dimana peristiwa bimbingan atau pendidikan berlangsung. Secara umum lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga, yang disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga sekolah dan masyarakat.
1.    Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian anak karena sebagian besar kehidupan anak berada di tengah-tengah keluarganya.
Suasana edukasi yang dimaksud adalah orang tua yang mampu menciptakan pola hidup dan tata pergaulan dalam keluarga dengan baik sejak anak dalam kandungan. Begitu penting pengaruh pendidikan dalam keluarga, sehingga orang tua harus menyadari tanggungjawab terhadap anaknya. Tanggung jawab yang harus dilakukan orang tua adalah sebagai berikut:
·      Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan dorongan alami yang harus dilakukan karena anak memerlukan makanan, minuman dan perawatan agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.
·      Melindungi dan menjamin kesehatannya, orang tua bertanggung jawab terhadap perlindungan anak, termasuk menjamin kesehatan anak, baik secara jasmani ataupun rohani dari berbagai penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
·      Mendidik dengan berbagai ilmu, orang tua memili tanggung jawab besar terhadap pendidikan anak. Orang tua perlu membekali anaknya dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi kehidupan anaknya kelak, sehingga pada masa dewasanya mampu mandiri dan bermanfaat bagi kehidupan sosial, bangsa, dan agamanya.
2.    Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja, dan terarah. Mulai dari tingkat kanak-kanak sampai dengan pendidikan tinggi didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh keluarga dan masyarakat kondisi itu muncul karena keluarga dan masyarakat memiliki keterbatasan dalam melaksanakan pendidikan. Tetapi tanggung jawab pendidikan anak seutuhnya menjadi tanggung jawab orangtua. Sekolah hanya meneruskan dan mengembangkan pendidikan yang telah diperoleh di lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan informal yang telah dikenal anak sebelumnya. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap berlangsungnya proses pendidikan, yang dibagi dalam tiga kategori berikut:
·         Tanggung jawab formal. Sesuai dengan fungsinya, lembaga pendidikan bertugas untuk mencapai tujuan pendidikan berdasarkan undang-undang yang berlaku.
·         Tanggung jawab keilmuan. Berdasarkan bentuk, isi, dan tujuan serta jenjang pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat.
·         Tanggung jawab fungsional. Tanggung jawab yang diterima sebagai pengelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan oleh para pendidik yang pelaksanaanya berdasarkan kurikulum.
3.    Lingkungan Masyarakat
Secara umum masyarakat adalah sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam satu kawasan dan saling berinteraksi dengan sesama untuk mencapai tujuan. Dalam konsep pendidikan, masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang dengan berbagai ragam kualitas diri dari yang tidak berpendidikan sampai yang berpendidikan tinggi. Baik buruknya kualitas masyarakat ditentukan oleh kualitas pendidikan anggotanya, sehingga semakin baik pendidikan anggotannya, semakin baik pula kualitas masyarakat secara keseluruhan.
     Ditinjau dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut sebagai lingkungan pendidikan nonformal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis. Pendidik di masyarakat adalah orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap pendewasaan warga lainnya melalui sosialisasi lanjutan. Dasar pendidikan diberikan oleh keluarga dan sekolah. Selanjutnya, masyarakat memberikan pendidikan dalam lingkup yang lebih luas, termasuk di dalamnya pemahaman terhadap etika dan dan norma masyarakat.
     

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu sistem yang memuat beberapa unsur-unsur tertentu yang saling mempengaruhi. Unsur-unsur pendidikan tersebuat yaitu terdiri dari tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik dan tenaga kependdikan, isi, dan lingkungan. Jika salah satu komponen tidak ada maka pendidikan tidak dapat berfungsi. 
3.2  Saran
Untuk tercapainya tujuan pokok pendidikan hendaklah peran pendidik tidak hanya berorientasi pada nilai akademik yang bersifat pemenuhan aspek kognitif saja, melainkan juga berorientasi pada bagaimana seorang anak didik bisa belajar dari lingkungan, pengalaman dan kehebatan orang lain.




DAFTAR PUSTAKA

Nanang Purwanto, S.Pd.,M.Pd. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta: graha ilmu       

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi di Kabupaten Badung, Bali