Asumsi Programatik Pendidikan beserta Unsur-Unsur Pendidikan.
MAKALAH
ASUMSI POGRAMATIK PENDIDIKAN

Oleh :
Kelompok II
Luh Widnyani (1713011010)
Ni Wayan Gita
Widya Rahayu (1713011044)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Asumsi Programatik Pendidikan" tepat pada waktunya. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Wawasan Kependidikan. Selain itu,
penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai pembelajaran
dalam pendidikan yang akan digunakan sebagai bekal kami di masa depan. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wisna Ariawan dan Ibu Ratih
Ayu Apsari selaku dosen pengempu mata kuliah Wawasan Kependidikan yang telah
membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami
menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih
baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini
bermanfaat untuk kami dan untuk pembaca.
Singaraja, 20 Februari
2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ 2
DAFTAR
ISI ............................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................. 4
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
2.1
Pengertian Asumsi Pendidikan................................................................ 5
2.2
Pengertian Pendidikan............................................................................ 5
2.3
Unsur-Unsur Pendidikan......................................................................... 5
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................
12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 12
3.2 Saran .................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pendidikan
adalah bagian dari kehidupan manusia, pendidikan yang berkualitas akan membawa
perubahan yang besar dalam pola hidup manusia. Proses pendidikan dalam
kehidupan manusia tidak terlepas dari peran pendidik dan peserta didik itu
sendiri.
Orang yang
disebut pendidik adalah orang
yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serat mampu menata dan
mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat
mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. Oleh karena itu, sebagai seorang
pendidik yang profesional harus memiliki suatu program dalam menjalankan
tugasnya, agar terciptanya hasil belajar yang baik. Dalam suatu program
pendidikan, tidak lepas dari sistem pendidikan yang mengandung unsur-unsur
pendidikan.
Profesionalisme
pendidik merupakan satu
bagian yang menunjukan berkualitasnya
suatu pendidikan.
Oleh karena itu, berbagai upaya peningkatan
standar mutu pendidikan sudah menjadi prioritas utama yaitu dengan meningkatkan
kualitas unsur-unsur pendidikan dalam proses pembelajaran.
Maka dari itu makalah ini kami susun
dengan tujuan untuk mengingatkan kembali akan pentingnya pendidikan bagi
peserta didik, selain itu mengingatkan bagaimana unsur-unsur pendidikan
sangatlah penting bagi peserta didik, konsep-konsep dasar yang melandasinya,
dan mengerti bahwa wujud pendidikan sebagi sistem dalam pengembangan peserta
didik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka dapat disimpulkan
rumusan permasalahan yang akan dibahas
pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1
Apa pengertian asumsi programatik
pendidikan?
1.2.2
Apa pengertian pendidikan?
1.2.3
Apa saja unsur-unsur dari pendidikan?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah untuk :
1.3.1
Mengetahui pengertian dari asumsi
programatik pendidikan
1.3.2
Mengetahui pengertian dari pendidikan
1.3.3
Mengetahui dan memahami setiap unsur-unsur
pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asumsi Programatik
Pendidikan
Asumsi programatik pendidikan merupakan
asumsi-asumsi yang dijadikan pedoman dalam mengembangkan program pendidikan sebagai
guru. Strategisnya peranan guru dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan dapat
dipahami dari hakikat guru yang selama ini dijadikan sebagai asumsi programatik
pendidikan guru. Asumsi-asumsi tersebut adalah bahwa guru merupakan agen
pembaharuan, berperan sebagai fasilitator yang memungkinkan terciptanya kondisi
yang baik bagi subyek didik untuk belajar, bertanggung jawab atas terciptanya
hasil belajar subyek didik, dituntut menjadi contoh subyek didik, bertanggung
jawab secara profesional meningkatkan kemampuannya dan menjunjung tinggi kode
etik profesionalnya.
2.2 Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah suatu
metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang
diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik. Dalam kamus besar Bahasa
Indonesia, Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan; proses, cara dan pembuatan mendidik. Demikian pada hakikatnya
pendidikan merupakan upaya memanusiakan manusia, dan membudayakan manusia,
sehingga mampu mencipta, berkarya, berbudi baik bagi diri dan kehidupan disekitarnya.
2.3 Unsur- Unsur Pendidikan
Dalam setiap proses pendidikan, tidak
mungkin berjalan begitu saja tanpa ada unsur-unsur yang mendukung di dalamnya. Unsur-unsur
pendidikan merupakan semua unsur yang harus ada di dalam proses pendidikan,
yang kesemuanya merupakan kesatuan integral yang saling mengisi. Agar proses
pendidikan dapat berjalan dengan baik dan terarah sehingga dapat mencapai
tujuan yang diinginkan, perlu kita ketahui apa saja yang termasuk unsur-unsur
pendidikan. Adapun unsur-unsur pendidikan yaitu sebagai
berikut :
a. Tujuan
Pendidikan
Dalam sistem pendidikan nasional, tujuan utama pendidikan
adalah membentuk manusia Indonesia yang bisa mandiri dalam kehidupan
pribadinya, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta kehidupan yang
beragama. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap
kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap
kegiatan pendidikan.
Setiap kegiatan apa pun bentuk dan jenisnya selalu
dihadapkan pada tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, tujuan pendidikan
merupakan factor yang sangat penting dalam setiap kegiatan kependidikan.
Dengan demikian menurut Kohnstamm tujuan pendidikan ialah
manusia dewasa yang telah memiliki pengetahuan yang akan menjadi sumber tingkah
laku perbuatannya yang bernilai kesusialaan dan yang akan dipertanggung
jawabkan sendiri. Sedangkan menurut Langeveld tujuan pendidikan
dibedakan menjadi enam tujuan pendidikan, yaitu :
1) Tujuan
umum
Tujuan umum
adalah tujuan yang akan dicapai di akhir proses pendidikan, yaitu tercapainya
kedewasaan jasmani dan rohani anak didik. Maksud kedewasaan jasmani adalah jika
pertumbuhan jasmani sudah mencapai batas pertumbuhan maksimal, maka pertumbuhan
jasmani tidak akan berlangsung lagi. Kedewasaan rohani adalah peserta didik
sudah mampu menolong dirinya sendiri, mampu berdiri sendiri, dan mampu
bertanggung jawab atas semua perbuatannya.
2) Tujuan
khusus
Tujuan khusus
adalah tujuan tertentu yang hendak dicapai berdasar usia, jenis kelamin, sifat,
bakat, intelegasi, lingkungan sosial budaya, tahap-tahap perkembangan, tuntutan
syarat pekerjaan dan sebagainya.
3) Tujuan
tidak lengkap
Tujuan tidak
lengkap adalah tujuan yang menyangkut sebagian aspek manusia, misalnya tujuan
khusus pembentukan kecerdasan saja, tanpa memperhatikan yang lainnya.Jadi
tujuan tidak lengkap ini bagian dari tujuan umum yang melengkapi perkembangan
seluruh aspek kepribadian.
4) Tujuan
sementara
Proses untuk
mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai secara seka. Ligus, karenanya perlu
ditempuh setinggi demi setingkat.Tingkatan demi tingkatan diupayakan untuk
mencapai untuk mencapai tujuan akhir itulah yang dimaksud tujuan sementara
contohnya anak menyelesaikan pendidikan dijenjang pendidikan dasar merupakan
tujuan sementara untuk selanjutnya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
sperti sekolah menengah dan perguruan tinggi
5) Tujuan
intermedier
Tujuan
intermedier adalah tujuan perantara bagi tujuan lainnya yang pokok. Misalnya,
anak dibiaskan untuk menyapu halaman, maksudmya agar ia kelak mempunyai rasa
tangguang jawab.
6) Tujuan
incidental
Tujuan
incidental adalah tujuan yang dicapai pada saat-saat tertentu yang sifatnya
seketika dan spontan.Misalnya, orangtua menegur anaknya agar berbicara sopan.
b. Peserta
Didik.
Peserta didik
adalah anggota masyarakat laki-laki dan perempuan yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu. Dasar hakiki diperlukannya pendidikan bagi peserta
didik adalah karena manusia adalah makhluk susila yang dapat dibina dan
diarahkan untuk mencapai derajat kesusilaan. Peserta didik menurut sifatnya
dapat dididik, karena mereka mempunyai bakat dan diposisi-posisi yang memungkinkan
untuk diberi pendidikann, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Tubuh
anak sebagai peserta didik selalu berkembang, sehingga semakin lama semakin
dapat menjadi alat untuk menyatakan kepribadiannya.
2. Anak
dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya. Keadaan ini menyebakan dia terikat
kepada pertolongan orang dewasa yang bertanggung jawab.
3. Anak
membutuhkan pertolongan, perlindungan, serta pendidikan.
4. Anak
mempunyai daya eksplorasi. Anak mempunyai kekuatan untuk menemukan hal-hal yang
baru didalam lingkungannya dan menuntut kepada pendidik untuk diberi
kesempatan.
Peserta
didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab
terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran,
latihan dan masyarakat.
c. Pendidik
dan Tenaga Kependidikan
Pendidik
merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Secara umum tugas pendidik adalah mendidik. Disamping itu
pendidik juga bertugas sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajar
mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik dapat teraktualisasi secara
baik dan dinamis. Yang dimaksud pendidik adalah tenaga
professional yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
tutor, instruktur dan sebutan lainnya sesuai dengan kekhususannya serta secara
langsung berpartisipasi dalam suatu kegiatan pembelajaran pada satuan
pendidikan.
Sedangkan tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat
dalam proses pendidikan. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, penembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Orang yang berkualifikasi
di dalam tenaga kependidikan adalah kepala sekolah, wakil-wakil/kepala urusan,
staf tata usaha serta staf-staf yang lain.
d. Isi
Pendidikan
1. Materi
dan Metode Pendidikan
Metode pendidikan adalah cara untuk mencapai sebuah tujuan
pendidikan dengan jalan yang sudah ditentukan, dalam metode pendidikan dapat
diartikan sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai kurikulum yang
ditentukan. Macam-macam metode pendidikan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu
metode dari sisi internal materi dan metode dari sisi eksternal materi, yaitu :
a) Metode Internal Materi
Disini yang dimaksud adalah cara penyampaian bahan materi
pelajaran yang efektif agar cepat dipahami oleh peserta didik. Jadi titik tekan
metode ini adalah pemahaman materi pendidikan yang meliputi teks ataupun
non-teks. Di antara metode-metode tersebut adalah :
1)
Metode Induktif
Metode ini bertujuan untuk
membimbing peserta didik untuk mengetahui fakta-fakta dan hukum-hukum umum
melalui jalan pengambilan kesimpulan atau induksi. Dalam melaksanakan metode
ini pendidik hendaknya memulai dari bagian-bagian yang kecil untuk sampai pada
undang-undang umum, pendidik memberi contoh detail yang kecil, kemudian mencoba
memandingkan dan menentukan sifat-sifat kesamaan untuk mengambil kesimpulan dan
membuat dasar umum yang berlaku terhadap bagian-bagian dan contoh-contoh yang
sudah diberikan maupun yang belum diberikan.
2)
Metode Deduktif
Metode ini merupakan kebalikan dari
metode induktif, dimana perpindahan menurut metode ini dari yang umum kepada
yang khusus, jadi metode ini sangat cocok bila digunakan pada pengajaran sains,
dan pelajaran yang mengandung perinsip-perinsip, hukum-hukum, dan fakta-fakta
umum yang dibawahnya mengandung masalah-masalah cabang.
3)
Metode Dialog (Diskusi)
Metode ini biasanya dikemas dalam
tanya jawab, hal ini dimaksudkan agar peserta didik dapat memahami materi secara
lebih mendalam.
b)
Metode Eksternal Materi
1)
Metode Teladan
Keteladanan merupakan bahan utama
dalam pendidikan, karena mendidik bukan sebatas penyampaian materi saja,
melainkan membangun karakter dalam setiap jiwa peserta didik, oleh karena itu
pendidik mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap peserta didik mengenai
tingkah laku dan perbuatannya yang dapat dibuat contoh dan di ikutinya.
2)
Metode Cerita
Metode cerita atau kisah dianggap
efektif dan mempunyai daya tarik yang kuat sesuai dengan sifat alamiah manusia
yang menyenangi cerita.
Disamping macam-macam metode diatas,
metode pendidikan juga dapat digolongkan menjadi 2 macam dilihat dari sudut
pandang kewajiban dan kegunaannya bagi pendidik, yaitu:
1) Metode umum
Metode ini mencakup latihan dan
meniru, yaitu, melatih anak didik menguasai tujuan tertentu dengan disertai
peniruan. Dalam metode ini pendidik sudah menguasi materi yang akan disampaikan
pada peserta didik dan sudah dipraktekkan sendiri. Metode ini digunakan dalam
pendidikan di keluarga, lingkungan tetangga, dan juga disekolah dalam rangka
pembentukan kebiasaan, pola tingkah laku, keterampilan, sikap, dan keyakinan.
2) Metode yang secara khusus
Pendidik harus mempunyai kematangan
dalam metode-metode seperti ceramah, diskusi, bermain peran dan sebagainya.
2. Alat
pendidikan.
Alat
pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk
tercapainya suatu tujuan pendidikan yang tertentu. Alat pendidikan merupakan
faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan
pendidikan yang diinginkan. Selain dari pada itu alat pendidikan juga bisa
diartikan segala perlengkapan yang dipakai dalam usaha pendidikan. Dalam
praktek pendidikan, istilah alat pendidikan sering diindentikkan dengan media
pendidikan, walaupun sebenarnya pengertian alat lebih luas dari pada media.
Namun yang dimaksud disini adalah alat pendidikan bukan media pendidikan. Alat
pendidikan adalah langkah-langkah yang diambil demi kelancaran proses
pelaksanaan pendidikan . Jadi, alat pendidikan itu berupa usaha dan perbuatan
yang secara konkrit dan tegas dilaksanakan, guna menjaga agar proses pendidikan
bisa berjalan dengan lancar dan berhasil.
Adapun pembagian alat pendidikan menurut Suwarno ada
beberapa katagori, yaitu sebagai berikut :
a) Alat
pendidikan positif dan negative
Alat
pendidikan positif yang dimaksudkan sebagai alat yang ditunjukkan agar anak
mengerjakan sesuatu yang baik, misalnya, pujian agar anak mengulang pekerjaan
yang menurut ukuran adalah baik. Alat pendidikan negative dimaksudkan agar anak
tidak mengerjakan sesuatu yang buruk, misalnya larangan atau hukuman agar anak
tidak mengulangi perbuatan yang menurut aukuran norma adalah buruk.
b) Alat
pendidikan preventif dan korektif
Alat
pendidikan preventif merupakan alat untuk mencegah anak mengerjakan sesuatu
yang tidak baik, misalnya, peringatan atau larangan. Alat pendidikan korektif
adalah alat untuk memperbaiki kesalahan atau kekeliruan yang telah dilakukan
peserta didik, misalnya, hukman.
c) Alat
pendidikan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
Alat
pendidikan yang menyenangkan merupakan alat yang digunakan agar peerta didik
menjadi senang. Misalnya, dengan hadiah atau ganjaran. Alat pendidikan yang
tidak menyenangkan dimaksudkan sebagai alat yang dapat membuat peserta didik
menjadi tidak senang dan tidak nyaman melakukan sesuatu karena aktivitasnya
tidak produktif. Dalam proses pendidikan, contoh alat pendididkan tidak
menyenangkan adalah hukuman dan celaan.
e.
Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan merupakan tempat
dimana peristiwa bimbingan atau pendidikan berlangsung. Secara umum lingkungan
pendidikan dibagi menjadi tiga, yang disebut tri pusat pendidikan yaitu
keluarga sekolah dan masyarakat.
1. Lingkungan
keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga memiliki
pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian anak karena
sebagian besar kehidupan anak berada di tengah-tengah keluarganya.
Suasana edukasi
yang dimaksud adalah orang tua yang mampu menciptakan pola hidup dan tata
pergaulan dalam keluarga dengan baik sejak anak dalam kandungan. Begitu penting
pengaruh pendidikan dalam keluarga, sehingga orang tua harus menyadari
tanggungjawab terhadap anaknya. Tanggung jawab yang harus dilakukan orang tua
adalah sebagai berikut:
· Memelihara
dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan dorongan alami yang harus
dilakukan karena anak memerlukan makanan, minuman dan perawatan agar ia dapat
hidup secara berkelanjutan.
· Melindungi
dan menjamin kesehatannya, orang tua bertanggung jawab terhadap perlindungan
anak, termasuk menjamin kesehatan anak, baik secara jasmani ataupun rohani dari
berbagai penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
· Mendidik
dengan berbagai ilmu, orang tua memili tanggung jawab besar terhadap pendidikan
anak. Orang tua perlu membekali anaknya dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan
yang berguna bagi kehidupan anaknya kelak, sehingga pada masa dewasanya mampu mandiri
dan bermanfaat bagi kehidupan sosial, bangsa, dan agamanya.
2. Lingkungan
Sekolah
Sekolah adalah
lembaga pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran
secara sistematis, berencana, sengaja, dan terarah. Mulai dari tingkat kanak-kanak
sampai dengan pendidikan tinggi didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh
keluarga dan masyarakat kondisi itu muncul karena keluarga dan masyarakat
memiliki keterbatasan dalam melaksanakan pendidikan. Tetapi tanggung jawab
pendidikan anak seutuhnya menjadi tanggung jawab orangtua. Sekolah hanya
meneruskan dan mengembangkan pendidikan yang telah diperoleh di lingkungan
keluarga sebagai lingkungan pendidikan informal yang telah dikenal anak
sebelumnya. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal mempunyai tanggung
jawab yang besar terhadap berlangsungnya proses pendidikan, yang dibagi dalam
tiga kategori berikut:
·
Tanggung jawab formal. Sesuai dengan
fungsinya, lembaga pendidikan bertugas untuk mencapai tujuan pendidikan
berdasarkan undang-undang yang berlaku.
·
Tanggung jawab keilmuan. Berdasarkan
bentuk, isi, dan tujuan serta jenjang pendidikan yang dipercayakan kepadanya
oleh masyarakat.
·
Tanggung jawab fungsional. Tanggung jawab
yang diterima sebagai pengelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan oleh
para pendidik yang pelaksanaanya berdasarkan kurikulum.
3. Lingkungan
Masyarakat
Secara umum
masyarakat adalah sekumpulan manusia yang bertempat tinggal
dalam satu kawasan dan saling berinteraksi dengan sesama untuk mencapai tujuan.
Dalam konsep pendidikan, masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang dengan
berbagai ragam kualitas diri dari yang tidak berpendidikan sampai yang
berpendidikan tinggi. Baik buruknya kualitas masyarakat ditentukan oleh
kualitas pendidikan anggotanya, sehingga semakin baik pendidikan anggotannya,
semakin baik pula kualitas masyarakat secara keseluruhan.
Ditinjau
dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut sebagai lingkungan pendidikan
nonformal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada
seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis. Pendidik di masyarakat adalah
orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap pendewasaan warga lainnya melalui
sosialisasi lanjutan. Dasar pendidikan diberikan oleh keluarga dan sekolah.
Selanjutnya, masyarakat memberikan pendidikan dalam lingkup yang lebih luas,
termasuk di dalamnya pemahaman terhadap etika dan dan norma masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan
merupakan suatu sistem yang memuat beberapa unsur-unsur tertentu yang saling
mempengaruhi. Unsur-unsur pendidikan tersebuat yaitu terdiri dari tujuan
pendidikan, peserta didik, pendidik dan tenaga kependdikan, isi, dan
lingkungan. Jika salah satu komponen tidak ada maka pendidikan tidak dapat
berfungsi.
3.2 Saran
Untuk
tercapainya tujuan pokok pendidikan hendaklah peran pendidik tidak hanya
berorientasi pada nilai akademik yang bersifat pemenuhan aspek kognitif saja,
melainkan juga berorientasi pada bagaimana seorang anak didik bisa belajar dari
lingkungan, pengalaman dan kehebatan orang lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Nanang
Purwanto, S.Pd.,M.Pd. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta: graha ilmu
Komentar
Posting Komentar